Cari di Blog Ini
Rabu, 20 Desember 2017
Jumat, 15 Desember 2017
Sabtu, 09 Desember 2017
dari blog Coach Reni K.Ashuri : TRUST
Coach Reni K.Ashuri : TRUST: Saat nasihat tak lagi ringan terucap, dalam setiap kata.... Pertanda tak lagi ada rasa percaya, dalam dada dan logika... IT'S ALL ABOUT...
terima kasih, Coach
terima kasih, Coach
Senin, 27 November 2017
Minggu, 12 November 2017
..sebuah perenungan dari seekor burung
burungnya.com |
Alkisah seseorang menangkap seekor burung. Burung itu berkata kepadanya, “Aku tak berguna bagimu sebagai tawanan. Lepaskan saja aku dan akan kuberi tiga nasihat berharga.”
Burung itu berjanji akan memberikan nasihat yang pertama ketika masih berada dalam genggaman orang itu. Nasihat kedua akan diberikannya ketika ia sudah berada di dahan pohon, dan nasihat ketiga ketiga ia sudah mencapai puncak bukit.
Orang itu setuju dan meminta nasihat pertama.
Kata burung itu,
“Andai kau kehilangan sesuatu, sekalipun kau menghargainya seperti hidupmu sendiri, janganlah menyesalinya.”
Orang itupun segera membebaskannya dan burung itu hinggap di dahan. Disampaikannya nasihat kedua,
“Jangan percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti.”
Kemudian burung itu pun terbang ke atas bukit. Dari sana ia berseru, “Wahai manusia malang, di dalam tubuhku terdapat dua permata besar dan kau akan memilikinya kalau saja tadi kau membunuhku.”
Orang itupun sangat kecewa memikirkan kehilangan permata dari burung itu. Namun, ia mengatakan, “Setidaknya, sekarang katakan nasihat ketiga itu!”
Burung itu menjawab, “Alangkah bodohnya kau, meminta lagi nasehat sedangkan kau belum merenungkan yang dua tadi! Sudah kukatakan kepadamu agar jangan menyesal jika kehilangan dan jangan percaya dengan sesuatu yang bertentangan dengan akal. Kini kau malah melakukan keduanya. Kau percaya pada sesuatu yang konyol dan kau kehilangan! Aku tak cukup besar untuk menyimpan dua permata. Kau bodoh. Oleh karena itu kau tetap berada dalam keterbatasan yang ditentukan bagi manusia.”
Minggu, 05 November 2017
LIFE GUIDE - inspiration story
Tulisan Rektor ITS, Prof Joni Hermana di wall FB nya
Silakan simak kutipan inspiratif di bawah ini yang menggugah...
๐ LIFE GUIDE - Inspiration story
Semua merasa senang, ibu & ayah pun selalu memelukku dengan bangga. Keluarga sangat senang melihat anaknya pintar &
berprestasi.
Aku masuk perguruan tinggi ternama pun, tanpa embel-embel test.
Orang tua & teman-teman ku merasa bangga terhadap diriku.
Tatkala aku kuliah IPK ku selalu 4 & lulus dengam predikat cum laude.
Semua bahagia, para rektor menyalami ku & merasa bangga memiliki mahasiswa seperti diriku,
jangan ditanya tentang orang tua ku, tentunya mereka orang yang paling bangga, bangga melihat
anaknya lulus dengan predikat cum laude. Teman-teman seperjuangan ku pun gembira. Semua wajah memancarkan kebahagiaan.
Lulus dari perguruan tinggi aku bekerja di sebuah perusahan
bonafit. Karirku sangat melejit & gajiku sangat besar.
Semua pun merasa bangga dengan diriku, semua rekan bisnisku selalu menjabat tanganku, semua hormat
& menghargai diriku, teman-teman lama pun
selalu menyebut namaku sebagai salah satu orang sukses.
Namun ada sesuatu yg tak pernah kudapatkan dalam perjalanan hidup
ku selama ini. Hatiku selalu kosomg & risau. Perasaan sepi selalu menghantui
hari-hariku. Ya.. aku terlalu mengejar duniaku & mengabaikan akhiratku. Aku
sedih...
Ketika aku berikrar untuk berjuang bersama barisan pembela
Rasulullah saw & ku buang segala title
keduniaanku, kutinggalkan dunia ku untuk mengejar akhirat & ridhaNya.
Seketika itu pula dunia terasa berbalik. Yaa... Dunia seperti berbalik. Ku putuskan
untuk merantau & memilih mempelajari
ilmu Al-Qur'an & hadist & kuhafalkan Al-Qur'an 30 juz.
Semua orang mencemooh &
memaki diriku. Tak ada lagi pujian, senyum kebanggan, peluk hangat dan lain-lain. Hanyalah cacian yang ada.
Terkadang orang memaki diriku, "Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya masuk pesantren.
Dia itu orang bodoh..! Udah punya pekerjaan enak ditinggalin..."
Berbagai caci & maki tertuju pada diriku, bahkan dari keluarga yang tak jarang membuat diriku sedih....
"Apa ada lulusan perguruan tinggi terkenal masuk pondok
tahfidz..? Ga sayang apa udah dapat kerja
enak, mau makan apa & dari mana lagi..?"
Kata mereka..
Ya, pertanyaan-pertanyaan itu terus menyerang & menyudutkan diriku.
Hingga suatu ketika..
Ketika fajar mulai menyingsing ku ajak ibu untuk shalat
berjamaah di masjid, masjid tempat di mana aku biasa menjadi imam.
Ini adalah shalat subuh yang akan selalu ku kenang.
Ku angkat tangan seraya mengucapkan takbir. "Allaaahuu
akbaar"
ku agungkan Allah dengan seagung-agungnya.
Ku baca doa iftitah dalam hati ku, berdesir hati ini
rasanya....
Kulanjutkan membaca Al-Fatihah,
Bismillahirrahmaanirrahiiim, (sampai di sini hati ku bergetar ),
ku sebut namaNya yang Maha Pengasih & Maha Penyayang..
Alhamdulillahirabbil alamiin...
Ku panjatkan puji-pujian
untuk Rabb semesta alam..
Kulanjutkan bacaan lambat-lambat, ku hayati surah al-fatihah
dengan seindah-indahnya tadabur, tanpa terasa air mata jatuh membasahi wajahku....
Berat lidah ku untuk melanjutkan ayat, Arrahmaanirrahiim,
ku lanjutkan ayat dengan nada yang mulai bergetar....
Malikiyaumiddin, kali ini aku sudah tak kuasa menahan
tangisku.
Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaiin, "yaa Allah hanya kepadaMu lah kami
menyembah & hanya kepadaMu lah kami meminta pertolongan."
Hati ku terasa
tercabik-cabik, sering kali diri ini menuntut
kepada Allah untuk memenuhi kebutuhanku,
tapi aku lalai melaksanakan kewajibanku
kepada-Mu.
Sampai lah aku pada akhir
ayat dalam surah Al-Fatihah. Ku seka air mata & ku tenangkan sejenak diriku.
Selanjutnya aku putuskan utk
membaca surah Abasa'. Ku hanyut dalam bacaan ku, terasa syahdu, hingga
terdengar isak tangis jamaah sesekali. Bacaan terus mengalun, hingga sampailah pada ayat 34. Tangisku memecah sejadi-jadinya.
Yauma yafirrul mar'u min akhii, wa ummihii wa abiih, wa
shaahibatihi wa baniih, likullimriim minhum yauma idzin sya'nuy yughniih...
Tangisku pun memecah, tak mampu ku lanjutkan ayat tersebut,
tubuhku terasa lemas....
Setelah shalat subuh selesai, dalam perjalanan pulang, ibu bertanya :
"mengapa kamu menangis saat membaca ayat tadi, apa artinya..?"
Aku hentikan langkahku & aku jelaskan kepada ibu. Kutatap
wajahnya dalam-dalam & aku berkata :
"wahai ibu..Ayat itu menjelaskan tentang huru hara padang mahsyar saat kiamat nanti, semua akan lari meninggalkan sudaranya...Ibunya...Bapaknya..Istri & anak-anaknya..Semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing.Bila kita kaya orang akan memuji dengan sebutan orang yang berjaya...,Namun ketika kiamat terjadi apalah gunanya segala puji-pujian manusia itu....Semua akan meninggalkan kita. Bahkan ibupun akan meninggalkan aku.."
Ibu pun meneteskan air mata, ku seka air matanya...
Ku lanjutkan, ..
"Aku pun takut bu bila di mahsyar bekal yang ku bawa sedikit..Pujian orang yang ramai selama bertahun-tahun pun kini tak berguna lagi...Lalu kenapa orang beramai-ramai menginginkan pujian & takut mendapat celaan. Apakah mereka tak menghiraukan kehidupan akhiratnya kelak...?"
Ibu kembali memelukku &
tersenyum. Ibu mengatakan, "betapa bahagianya punya anak seperti dirimu..."
Baru kali ini aku merasa bahagia, karena ibuku bangga terhadap diriku.
Berbagai pencapaian yang aku dapat dulu, walaupun ibu sama
memeluk ku namun baru kali ini pelukan itu sangat membekas dalam jiwaku.
Wahai manusia sebenarnya apa yang kalian kejar..?
Dan apa pula yang mengejar kalian..?
Bukankah maut semakin hari semakin mendekat...?
Dunia yang menipu jangan sampai menipu & membuat diri lupa pada negeri akhirat kelak...
Wahai saudaraku,
Apakah kalian sadar
nafas kalian hanya beberapa saat lagi..?
Sebelum lubang kubur kalian akan digali..
Apa yang aku & kalian banggakan dihadapan Allah & RasulNya kelak...?
Wallahua'lam...
Jumat, 03 November 2017
Menghitung Operasi Hitung Pecahan Campuran
Pecahan Campuran – Dalam setiap pelajaran matematika baik itu mulai dari SD sampai SMA ada yang namanya bilangan pecahan. Bilangan pecahan sendiri memiliki beberapa jenis termasuk bilangan pecahan campuran.
Untuk itu di kesempatan kali ini saya akan memberikan informasi mengenai cara menghitung bilangan pecahan campuran dan juga contoh soalnya secara lengkap seperti cara menambah bilangan pecahan campuran, cara mengurangi bilangan pecahan campuran, cara membagi pecahan campuran, cara mengalikan pecahan campuran dan lain sebagainya.
Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang terdiri atas pembilang dan penyebut. Pembilang ini merupakan bilangan yang terdapat di atas penyebut atau merupakan bilangan yang akan di bagi oleh penyebut.
Penyebut adalah bilangan yang terdapat di bawah pembilang atau merupakan bilangan yang akan membagi penyebut. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca dibawah ini
• Pembilang = bilangan yang di bagi
• Penyebut = bilangan yang membagi
• Penyebut = bilangan yang membagi
Perhatikan :
2
—
3
—
3
Keterangan:
2 merupakan pembilang
3 merupakan penyebut
2 merupakan pembilang
3 merupakan penyebut
Jika pada pecahan campuran, terdiri atas bilangan bulat dan pecahan biasa. Perhatikan bentuk pecahan campuran berikut ini :
Keterangan :
3 merupakan bilangan biasa
1/2 merupakan pecahan biasa
3 merupakan bilangan biasa
1/2 merupakan pecahan biasa
Menghitung Bilangan Pecahan Campuran
Untuk bisa menghitung bilangan pecahan campuran maka harus mencari ubahan pecahan campuran ke pecahan biasa. Setelah itu baru melakukan
operasi hitung sesuai dengan perhitungan pecahan biasa, kemudian ubah pecahan biasa ke pecahan campuran untuk di sederhanakan.
operasi hitung sesuai dengan perhitungan pecahan biasa, kemudian ubah pecahan biasa ke pecahan campuran untuk di sederhanakan.
1. Cara Menambahkan Bilangan Pecahan Campuran
Menambahkan bilangan pecahan campuran adalah proses perhitungan dengan operator tambah. Untuk itu terlebih dahulu anda harus mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa lalu baru lakukan proses penambahan seperti penambahan bilangan pecahan biasa. Jika masih bingung silahkan dilihat contoh soal dibawah ini.
Pertama, ubah masing-masing pecahan campuran tersebut ke pecahan biasa secara terpisah:
Setelah masing-masing pecahan campuran di ubah ke dalam pecahan biasa, lakukan proses penambahan sesuai dengan penambahan pecahan biasa.
Jadi, hasil yang di dapatkan :
Jika penyebutnya sama, maka langsung saja di tambahkan pembilangnya. Jika tidak, maka samakan dulu penyebutnya kemudian tambahkan pembilangnya jika sudah sama.
2. Cara Mengurangkan Bilangan Pecahan Campuran
Untuk cara mengurangkan bilangan pecahan ini terlebih dahulu ubah pecahan campuran ke pecahan biasa lalu dikurangi pecahan sesuai dengan cara sebelumnya. Lihat contoh dibawah ini :
Ubah masing-masing pecahan campuran tersebut ke dalam pecahan biasa secara terpisah,
Setelah itu, lakukan proses pengurangan (jika penyebutnya sama maka pembilang langsung di kurangkan, jika tidak samakan terlebih dahulu penyebutnya),
Jadi, hasil yang di dapatkan :
3. Cara Mengalikan Bilangan Pecahan Campuran
Caranya ubah terlebih dahulu pecahan campuran ke dalam pecahan biasa. Lalu lakukan proses perkalian sesuai dengan cara mengalikan pecahan biasa (pembilang di kalikan dengan pembilan dan penyebut dikalikan dengan penyebut). Lihat contoh dibawah ini :
Ubah terlebih dahulu pecahan campuran tersebut ke dalam pecahan biasa secara terpisah,
Kemudian, kalikan pecahan yang telah di ubah tadi dan kemudian sederhanakan jika di butuhkan.
Jadi, hasil yang didapatkan :
4. Cara Membagi Bilangan Pecahan Campuran
Caranya harus mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa, lalu operasi pembagian ke pecahan yang sudah diubah dengan membalikkan pecahan sebagai pembagi (pembilang menjadi penyebut dan penyebut menjadi pembilang). Setelah itu baru pengalian seperti hal yang telah dilakukan di atas.Lihat contoh soal dibawah ini
Pertama, ubah pecahan campuran ke pecahan biasa secara terpisah.
Kemudian lakukan pembagian dengan membalikkan pembaginya (pembilang jadi penyebut dan penyebut menjadi pembilang). Setelah itu lakukan pengalian seperti pengalian sebelumnya.
Jadi, didapatkan hasil.
Kesimpulan :
1. Bilangan pecahan didefinisikan sebagai bilangan a/b. Dimana a merupakan bilangan bulat dan b merupakan bilangan buat (b tidak boleh sama dengan 0).
2. Bilangan pecahan campuran terdiri atas bilangan bulat dan pecahan biasa.
3. Cara menghitung bilangan pecahan campuran yaitu dengan 4 metode diantaranya penambahan, pengurangan, pengalian, dan pembagian.
4. Perhitungan pecahan campuran hampir sama dengan perhitungan pecahan biasa, tetapi pada pecahan campuran terlebih dahulu diubah menjadi pecahan biasa.
Itulah sedikit informasi yang sudah saya berikan beserta contohnya bagaimana cara menghitung bilangan pecahan campuran.
Source: CARA HARIAN
Kamis, 02 November 2017
janji TETAP JANJI - sebuah cermin diri
menemukan, membaca dan memahami apa yang disampaikan dalam link berikut, sungguh MENYENTUH JIWA ..
akankah diri lakukan hal tersebut, apapun alasan maupun motivasinyasilakan dicermati dan nikmati perjalanan muhasabah diri dari link berikut
sumber gambar dari link dimaksud |
Rabu, 25 Oktober 2017
kenapa MULUT HANYA 1, tapi TELINGA ada 2?
..baru baca artikel berikut, jadi muhasabah sendiri
yuk, kita jaga MULUT kita yang alhamdulillaah diberi hanya 1, dan lebih banyak mendengar dengan TELINGA kita yang diberi 2 oleh Allaah swt ..
silakan disimak artikelnya DI SINI
yuk, kita jaga MULUT kita yang alhamdulillaah diberi hanya 1, dan lebih banyak mendengar dengan TELINGA kita yang diberi 2 oleh Allaah swt ..
silakan disimak artikelnya DI SINI
gambar dari artikel di atas |
BENAR!! ..orang KERAS hati itu ada!
..ada yang baru dari ..pesan ustadz
silakan klik tautannya DI SINI
sangat inspiratif dan in sya Allaah membawa manfaat, ..saat dilakukan dan dipraktekkan, tentunya lho
silakan klik tautannya DI SINI
Selasa, 24 Oktober 2017
tugas anaknya lagi ..
kembali, disodorkan pada kenyataan bahwa, masih ada si kecil yang masih duduk di kelas 4 sekolah dasar, yang mulai mengadaptasi Kurikulum 2013.
..berikut adalah kutipan dari tugasnya yang harus di presentasi kan nya di depan kelas
silakan lengkapnya ada di link berikut
..berikut adalah kutipan dari tugasnya yang harus di presentasi kan nya di depan kelas
silakan lengkapnya ada di link berikut
belajar dari gajah
in sya Allaah kisah ini bisa sama-sama menjadi inspirasi, selamat menikmati
The Elephant Rope
Ketika seorang pria berjalan melewati sekumpulan gajah, ia tiba-tiba berhenti. Ia bingung dengan fakta bahwa makhluk-makhluk besar itu sedang diikat hanya dengan sebuah tali kecil yang terikat pada kaki depan mereka. Tidak ada rantai, tidak ada kandang. Jelas sekali bahwa gajah bisa melepaskan diri dari ikatan mereka kapan saja. Tetapi entah untuk beberapa alasan, mereka tidak melakukannya.
Dia melihat seorang pelatih di dekatnya dan bertanya kepada pelatih tersebut. “Mengapa hewan-hewan itu hanya berdiri di sana dan tidak berusaha untuk melarikan diri?”
“Yah, ketika mereka masih sangat muda dan jauh lebih kecil, kami menggunakan ukuran tali yang sama untuk mengikat mereka. Dan, pada usia tersebut, tali itu sudah cukup untuk menahan mereka. Saat mereka tumbuh dewasa, mereka dikondisikan untuk percaya bahwa mereka tidak dapat melepaskan diri. Mereka percaya bahwa tali tersebut masih bisa menahan mereka, sehingga mereka tidak pernah mencoba untuk membebaskan diri. ” Begitu penjelasan dari pelatih gajah tersebut.
Pria itu kagum. Hewan-hewan ini bisa saja setiap saat membebaskan diri dari ikatan tali mereka. Tetapi karena mereka percaya bahwa mereka tidak bisa, mereka terjebak tepat dimana mereka berada.
Seperti gajah, berapa banyak dari kita yang menjalani hidup tergantung pada suatu keyakinan bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu, hanya karena kita gagal sekali sebelumnya?
Kegagalan adalah bagian dari pembelajaran. Kita tidak boleh menyerah untuk berjuang di dalam hidup anda.
cerita tersebut diambil dari sini
Jumat, 20 Oktober 2017
Rujukan hadapi SUKSES & GAGAL
Dari Abu Hurairah, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
ุงْูู ُุคْู ُِู ุงَُِّْูููู ุฎَْูุฑٌ َูุฃَุญَุจُّ ุฅَِูู ุงَِّููู ู َِู ุงْูู ُุคْู ِِู ุงูุถَّุนِِูู َِููู ٍُّูู ุฎَْูุฑٌ ุงุญْุฑِุตْ ุนََูู ู َุง ََْูููุนَُู َูุงุณْุชَุนِْู ุจِุงَِّููู َููุงَ ุชَุนْุฌِุฒْ َูุฅِْู ุฃَุตَุงุจََู ุดَْูุกٌ َููุงَ ุชَُْูู َْูู ุฃَِّูู َูุนَْูุชُ َูุงَู َูุฐَุง ََููุฐَุง. ََِْูููู ُْูู َูุฏَุฑُ ุงَِّููู َูู َุง ุดَุงุกَ َูุนََู َูุฅَِّู َْูู ุชَْูุชَุญُ ุนَู ََู ุงูุดَّْูุทَุงِู
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan, ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim)
selengkapnya silakan klik di sini
ุงْูู ُุคْู ُِู ุงَُِّْูููู ุฎَْูุฑٌ َูุฃَุญَุจُّ ุฅَِูู ุงَِّููู ู َِู ุงْูู ُุคْู ِِู ุงูุถَّุนِِูู َِููู ٍُّูู ุฎَْูุฑٌ ุงุญْุฑِุตْ ุนََูู ู َุง ََْูููุนَُู َูุงุณْุชَุนِْู ุจِุงَِّููู َููุงَ ุชَุนْุฌِุฒْ َูุฅِْู ุฃَุตَุงุจََู ุดَْูุกٌ َููุงَ ุชَُْูู َْูู ุฃَِّูู َูุนَْูุชُ َูุงَู َูุฐَุง ََููุฐَุง. ََِْูููู ُْูู َูุฏَุฑُ ุงَِّููู َูู َุง ุดَุงุกَ َูุนََู َูุฅَِّู َْูู ุชَْูุชَุญُ ุนَู ََู ุงูุดَّْูุทَุงِู
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan, ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim)
selengkapnya silakan klik di sini
Arah Kehidupan
Ibnul Qayyim -rohimahulloh- mengatakan:
"Hati yang kacau tidak menentu, tidak ada yang bisa memperbaikinya kecuali menghadapkan hati itu kepada Allah". [Zadul Ma’ad 2/82].
Sufyan bin Uyainah -rohimahulloh- sebelumnya telah mengatakan:
"Para ulama dahulu biasa saling menasehati satu sama lain dengan kata-kata ini:
selengkapnya di sini
"Hati yang kacau tidak menentu, tidak ada yang bisa memperbaikinya kecuali menghadapkan hati itu kepada Allah". [Zadul Ma’ad 2/82].
Sufyan bin Uyainah -rohimahulloh- sebelumnya telah mengatakan:
"Para ulama dahulu biasa saling menasehati satu sama lain dengan kata-kata ini:
selengkapnya di sini
Langganan:
Postingan (Atom)